Promosikan UMKM Indonesia di Dalam dan Luar Negeri
Untuk Shodaqoh
InsyaAllah aman dan tepercaya
Dukungan khusus untuk anda
Hadiah Haji dan Umroh bagi Pembeli yang Beruntung
Promosikan UMKM Indonesia di Dalam dan Luar Negeri
Untuk Shodaqoh
InsyaAllah aman dan tepercaya
Dukungan khusus untuk anda
Hadiah Haji dan Umroh bagi Pembeli yang Beruntung
Halal Produknya Barokah Hidupnya, inshaALLAH
Trending : #wanita#laptop#jeans#komputer#tas-jinjing
Kamis, 08 Sep 2022, 21:45:28 WIB / By Admin Ruanghalal
Keterangan Gambar : Ilustrasi Kota Bandung (Paris van Java)
Bandung sebuah kota yang membuat hidupku semakin bermakna. Walaupun dulu sempat sedih juga waktu pertama harus ke Bandung karena waktu itu. Gimana ga sedih? Waktu itu Ebtanas selesai Hari Kamis terus Sabtunya saya harus ke Bandung untuk ikut bimbel intensif selama sebulan, persiapan menghadapi UMPTN waktu itu.
Sabtu pagi saya harus ke Bandung naik kereta api ekonomi. Memang seh semuanya sudah dipersiapkan oleh kakek saya, seorang mantan pejabat di era Orde Baru. Beliau sangat perhatian pada saya, ketahuan kalo saya berprestasi lalu disupport untuk maju dan berdikari. Saya sudah didaftarkan untuk bimbel sebulan persiapan agar bisa masuk ITB waktu itu.
Tapi jujur rada stress saya mah, gimana ga stress, teman-teman SMA saya masih punya waktu sebulan buat menunggu UMPTN di rumah masing-masing setelah ebtanas selesai, sedangkan saya harus sudah merantau :-D mencoba mencari peruntungan di dunia persilatan.
Sabtu sore saya sampai Bandung naik kereta ekonomi dari Kutoarjo, Jawa Tengah. Waktu itu tahun 1997 tiket kereta seingat saya seharga tujuh ribu rupiah (perjalanan selama kurang lebih 7 jam, jadi sejamnya seribu rupiah, hehe). Dulu kereta masih banyak pedagang asongan yang menawarkan makanan, dll di dalam kereta, biasanya saya makan siang di Tasik. Ada tuh bapak-bapak di stasiun Tasik yang jadi langganan saya, bapaknya jualan nasi ayam goreng dengan sambal lengko (kayak terong yang kecil-kecil itu khas banget, enake pol pokoke).
Sampai di Stasiun kereta Kircong (Kiara Condong) saya kemudian cari angkot jurusan ke jalan pahlawan, turun di perempatan pahlawan terus jalan kaki ke rumah kakek saya di jalan Batik Kumeli, Sukaluyu belakang Hotel Yehezkiel. Saya disambut oleh Bulek saya dan teman-teman dari desa saya yang ikut kakek saya. Jadi beliau menyekolahkan anak-anak dari desa saya di Bandung dan menyediakan satu rumah besar untuk cucu-cucunya dan anak-anak dari desa kami untuk sekolah dan tinggal di Bandung. Rumahnya cukup besar, mungkin sekitar 1000 meter persegi luasnya. Ada sekitar 12 kamar tidur, taman di dalam rumah, dan lantai 2 di bagian belakang. Saya dikasih kamar di lantai dua menghadap ke arah dapur dan di bawah depan kamar saya ada kolam ikan dan taman. Alhamdulillah.
Setelah istirahat Sabtu itu, besoknya pas hari Minggu survey lokasi ke tempat bimbel di jalan trunojoyo. Waktu itu saya bimbel di Ganesha Operation (GO) untuk kelas intensif selama sebulan persiapan UMPTN. Transportasi naik angkot, itu sudah senang betul saya karena saya merasa enjoy juga neh tinggal di kota, hehe.
Senin paginya saya dengan semangat perjuangan 45 berangkat pagi-pagi ke tempat bimbel. Eh ga taunya saya kesasar! Asli hal itu bikin saya panik, gimana ga panik? anak desa jarang maen ke kota tiba-tiba salah jalan! yaa Allah tolong.....
Akhirnya saya ambil inisiatif, ikut angkot yang saya naikin sampai ujung pol angkot, angkot itu kan balik lagi karena muter jalurnya, akhirnya setelah bolak-balik kayak nyetrika jalan sampai juga di tempat bimbel. Alhamdulillah.
(bersambung...)
__________________________________________________________ENGLISH VERSION
Bandung is a city that makes my life more meaningful. Even though I was sad the first time I had to go to Bandung because of that time. How are you sad? At that time, Ebtanas finished on Thursday and on Saturday I had to go to Bandung to join intensive tutoring for a month, preparing for the UMPTN at that time.
Saturday morning I had to go to Bandung by economy train. Indeed, everything was prepared by my grandfather, a former official in the New Order era. He was very concerned about me, found out that I was doing well and was supported to move forward and be independent. I was registered for a month's training to prepare to enter ITB at that time.
But to be honest, I'm a bit stressed, how can I not be stressed, my high school friends still have a month to wait for the UMPTN at their respective homes after ebtanas is over, while I have to go abroad :-D trying to find my luck in the martial world.
Saturday afternoon I arrived in Bandung by economy train from Kutoarjo, Central Java. At that time in 1997 a train ticket as I recall cost seven thousand rupiah (the journey took about 7 hours, so it was a thousand rupiah an hour, hehe). In the past, there were still many hawkers offering food, etc. on the train, I usually had lunch at Tasik. There are gentlemen at Tasik station who are my regular customers, whose father sells fried chicken rice with lengko sauce (like small eggplants, it's very special, delicious pol staple).
Arriving at the Kircong (Kiara Condong) train station, I then looked for an angkot that went to Jalan Pahlawan, got off at the intersection of Heroes and then walked to my grandfather's house on Jalan Batik Kumeli, Sukaluyu behind Hotel Yehezkiel. I was greeted by my Bulek and friends from my village who were with my grandfather. So he sent the children from my village in Bandung and provided a big house for his grandchildren and the children from our village to go to school and live in Bandung. The house is quite large, maybe about 1000 square meters in area. There are about 12 bedrooms, a garden inside the house, and a 2nd floor at the back. I was given a room on the second floor facing the kitchen and under the front of my room there was a fish pond and garden. Alhamdulillah.
After taking a break on Saturday, the next day, on Sunday, we surveyed the location of the tutoring center on Trunojoyo Street. At that time I was tutoring at Ganesha Operation (GO) for an intensive class for a month to prepare for the UMPTN. Transportation by angkot, it's really happy for me because I also enjoy living in the city, hehe.
On Monday morning, with a fighting spirit, I went early in the morning to the tutoring center. Eh I don't know I'm lost! Actually it makes me panic, how not to panic? a country boy who rarely plays in the city suddenly goes the wrong way! oh god please.....
Finally, I took the initiative, I took the angkot that I rode to the end of the angkot pol, the angkot came back again because the route was spinning, finally after going back and forth like ironing the road I arrived at the tutoring place. Alhamdulillah.
(continued...)
Tags :